Friday, April 17, 2015

Kali Ciliwung Dijual-belikan

Jalan Gajah Mada Tempo Doeloe

Jumlah kali-kali di Jakarta mencatat rekor di masa kekuasaan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC atau Kompeni di mulut rakyat). Orang Belanda pada masa itu sangat gemar menggali kali-kali buatan yang mereka namakan gracht (jamak: grachten). Konon karena mereka rindu akan kota Amsterdam di negera asal mereka yang sampai kini masih terbelah-belah oleh banyak grachten.
 
Sementara itu ada juga kali yang dibuat pihak swasta dengan seizin Kompeni, bukan atas dasar rasa rindu tadi, melainkan demi pertimbangan komersial-ekonomis. Kali-kali atau grachten itu menghubungkan aliran sungai-sungai alamiah yang satu dengan yang lain. Sungai-sungai itu merupakan sarana utama bagi angkutan barang-barang dagangan. Banyak sampan pengangkut barang-barang itu potong kompas agar lebih cepat tiba di tempat tujuan. Dalam hal demikian.mereka memasuki kali-kali buatan tadi dan oleh pemiliknya (pembuat kali-kali itu) sampan-sampan tersebut diharuskan membayar tol. Tidak berbeda dengan keadaan sekarang, kalau kendaraan bermotor melewati jalan tol.
 
Bagian Kali Ciliwung yang lurus dari Harmoni ke utara, dulunya kali swasta dengan aturan bayar tol kalau melaluinya. Kali yang oleh orang Belanda dinamakan Molenvliet itu dibuat oleh kepala warga Tionghoa (kapitein der Chinezeri) di Betawi, Phoa Bing Ham. Orang Belanda menamakannya Bingam. Pada tahun 1648 Bingam mendapat izin dari Kompeni untuk membuat kali tersebut dan memungut tol dari sampan-sampan yang lewat di sana. Pada tahun 1654 Molenvliet diambil alih Kompeni dengan harga 1.000 real. Bingam melepaskannya karena eksploatasinya tidak lagi menguntungkan, sehubungan dengan penggalian terusan-terusan baru oleh Kompeni sendiri.
 
Sampai pecah Perang Dunia II, sejumlah jalan tertentu di bagian utara kota dikenal sebagai Amsterdamschegracht (kini Jalan Tongkol), Leeuwinnegracht (kini Jalan Cengkeh), Groenegracht (kini Jalan Kali Besar Timur III) dan sebagainya. Hal itu menunjukkan bahwa pada zaman Kompeni, di sana terbentang kali-kali buatan.

No comments:

Post a Comment