Monday, April 27, 2015

Merk Tidak Jadi Soal

Mobil Pertama di Betawi

Mobil itu tidak dilengkapi tombol penghidup mesin(belum ditemukan pada masa itu). Motor dihidupkan dengan  memutar engkol yang terpasang di depan radiator, di bagian  bawahnya. Ini tugas bung kenek (pembantu sopir). Memutar engkol tidak boleh sembarangan, tetapi ada 'seni'nya: dengan cara tertentu disertai sedikit hentakan. Kalau salah putar, engkol akan 'melesat' balik. Risiko tulang lengan bawah patah kena hantam alat pemutar itu selalu harus diperhitungkan.
 
Kecepatan mobil ternyata tak boleh diremehkan. Menurut Pak Hassan, kira-kira sama dengan kereta api. "Kami sering kali balapan dengan kereta api dalam perjalanan ke Tambun," begitu tutur Pak Hassan. Berapa kilometer sejam kira-kira? "Begitulah 30-40 km," jawabnya.
 
Pak Hassan tidak tahu merk mobil itu. Dia tidak pernah memperhatikan. Sopir-sopir tua yang pernah mengemudikannya sudah sukar ditemui pada tahun 1972. Kalau pun hidup, umurnya sudah sekitar 90 tahun. Pasti sudah sulit untuk diajak berbincang-bincang. Lagipula di.zaman.itu soal merk tampaknya tidak pernah dihiraukan .Makah iklan-iklan yang menawarkan mobil dalam berbagai surat kabar pada waktu itu, tidak satu pun yang menyebutkan merk kendaraan bersangkutan. Dalam Javabode penerbitan 5 Januari 1910 misalnya, terdapat iklan yang menawarkan mobil seperti berikut:
 
"Suddeutsche Automobil-fabriek C.m.b.h., Gegenau, Baden. Motor wagens, speciaal voor Java vervaardigd, model 1909 gearriveerd. Eenig agentschap voor Nederlandsch Indie, Garoet" (Pabrik mobil Jerman Selatan, Gegenau, Baden. Kereta-kereta bermotor, dirancang khusus untuk Pulau Jawa, model 1909 sudah tiba. Agen tunggal untuk Hindia Belanda, Garut).
 
Iklan tersebut sama sekali tak menyebutkan merk mobil .Bahwasanya mobil-mobil itu khusus dirancang untuk Pulau Jawa kiranya hanya dibesar-besarkan saja.
 
Mobil-mobil pada waktu itu pun disewakan, tentunya dengan harga tinggi.  Salah satu perusahaan persewaan kereta (dan belakangan  mobil)   yang  terkenal  di  Jakarta  adalah  Rijtuig
 
Maatschappij v/h Fuchs di Jalan Tanah Abang yang sekarang. Kecuali membuat kereta-kereta, perusahaan itu juga sanggup  membuat karoseri untuk mobil. Hal itu ternyata dari iklan dalam surat kabar tersebut di atas juga, tertanggal 12 Januari 1910: "Rijtuig Maatschappij v/h Fuchs. (Alamat tidak dicantumkan,mungkin dianggap masyarakat sudah cukup tahu). Aanmaak van  dienstrijtuigen  en koetswerk voor automobielen"  dan seterusnya.

No comments:

Post a Comment